Senin, 28 November 2016

Resume Metodologi Studi Islam



PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM
A.      Pengertian

Menurut bahasa (etimologi), berasal dari bahasa yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyeledikan keilmuan.
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan Departemen Sosial RI, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos praktis maknanya langsung berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode.
Sementara kata “metodologi” berasal dari bahasa Yunani yakni metodhos dan logos, metodhos berarti cara, kiat dan seluk-beluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan.

B.       Ruang Lingkup Studi Islam

Studi Islam merupakan suatu disiplin ilmu yang ruang lingkup studi keislaman dalam tradisi sarjana barat meliputi pembahasan tentang ajaran, pemikiran, teks, sejarah dan institusi keIslaman.
Studi Islam sekarang cenderung berkembang berbagai wilayah, tidak saja dikalangan dunia Islam, namun juga dikalangan sarjana non muslim. Menurut sarjana barat, studi Islam adalah tradisi barat dalam mengkaji dan meneliti Islam, sehingga menghasilkan pemikiran dan pemahaman tentang Islam.
Sejalan dengan majunya perkembangan ilmu, berkembang pula pendekatan yang digunakan dikalangan para sarjana terhadap Islam. Perkembangan ini berdampak pada miskin luasnya ruang lingkungan studi Islam dilihat dari berbagai disiplin ilmu, seperti munculnya antropologi, sosiologi, psikologi, dan ilmu sosial lainnya menambah khazanah studi Islam. Disamping itu, studi Islam tidak lagi terpokus pada wilayah Timur Tengah, melainkan berkembang merambah pada wilayah Asia Tenggara. MSI (Metodologi Studi Islam) adalah sebagai pengantar umum tentang khazanah ilmu-ilmu pengetahuan dasar ke-Islaman.

C.      Kedudukan Metodologi Studi Islam Diantara Keilmuan Lain

Metodologi Studi Islam (MSI) atau Dirasah Islamiyah (DI), sepintas lalu merupakan disiplin ilmu baru dalam kurikulum Nasional Program Strata Satu (S1) pada Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) sepertipada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di seluruh Indonesia. Padahal, jika ditelusuri dalam topik bahasan intinya (materi) tidak lain adalah “akumulasi” darikajian-kajian substansi keIslamanyang sebelumnya materi intinya bersifat dasar (Islamic basic knowledge).
Kedudukan studi Islam sangatlah penting peranannya dari semua disiplin ilmu lain yang menyangkut tentang aspek Islam, karena studi Islam merupakan disiplin ilmu yang merupakan dasar seseorang dalam beragama. Seiring berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi Islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk mengadakan usaha-usaha pembaruan dalam pemikiran ajaran-ajaran Islam yang merupakan warisan doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah berhenti serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sumber agama Islam yang asli, yaitu al-Qur’an dan al-sunnah.

D.      Islam Sebagai Objek Kajian

Adalah suatu yang tidak harus dipertentangkan lagi menjadikan Islam sebagi objek studi dengan pendekatan-pendekatan ilmiah. Karena dalam sudut pandang ilmu pengetahuan, Islam adalah sesuatu yang harus dipelajari, diketahui dan dipahami, sama halnya dengan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan lainnya.
Islam berbentuk nilai-nilai, jika pemikiran (akal pikiran) dilibatkan dalam proses memahami dan mengaktualisasikannya dalam sejarah. Pemikiran Islam terpotret bagaimana pemikiran peminat studi Islam memberi andil kreatif  dan signifikan terhadap bangunan pemahaman ajaran Islam dalam berbagai dimensinya.






E.       Islam Normatif dan Historis

Islam normatif merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan yang berkaitan dengan akidah dan muamalah. Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamannya terhadap teks, maka Islam pada tahap ini terpengaruh bahkan menjadi sebuah kebudayaan.
Dari penjelasan di atas, jika dikerucutkan lagi dalam dua klasifikasi awal yaitu normatif dan historis, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Semuanya ada koherensi untuk mencapai pemahaman dari hakikat Islam.

PENGANTAR STUDI ISLAM

A.      Studi Islam Sebagi Disiplin Ilmu

Munculnya istilah “Studi Islam”, yang di dunia Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, dalam dunia Islam dikenal dengan Dirasah Islamiyah, sesungguhnya telah didahului oleh adanya perhatian besar terhadap disiplin ilmu agama yang terjadi pada abad ke sembilan belas didunia Barat.
Walaupun secara realitas studi ilmu agama keberadaannya tidak terbantahkan, tetapi dikalangan para ahli masih terdapat perbedaan di sekitar permasalahan apakah ia dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karateristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda.

B.       Pertumbuhan dan Obyek Studi Islam

Studi Islam, pada masa-masa awal, terutama masa Nabi dan sahabat, dikemukakan di Masjid. Sebelumnya, ketika dakwah masih dilakukan secara diam-diam, Nabi Muhammad mengajarkan agama Islam di kediaman al-Arqam bin Abi al-Arqam. Selain itu, beliau juga mengirimkan utusan-utusan duta dakwah untuk menyebarkan agama Islam di berbagai wilayah.
Pusat- pusat studi Islam sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Amin, sejarawan Islam kontemporer, berada di Hijaz berpusat di Makah dan Madinah, studi Islam sekarang berkembang hampir seluruh negara di dunia, baik Islam maupun yang bukan Islam.

C.      Sejarah Metode dan Pendekatan Studi Islam

Jika disepakati bahwa Studi Islam menjadi disiplin ilmu tersendiri. Maka terlebih dahulu harus di bedakan antara kenyataan, pengetahuan, dan ilmu. Setidaknya ada dua kenyataan yang dijumpai dalam hidup ini. Pertama, kenyataan yang disepakati, yaitu segala sesuatu yang dianggap nyata karena kita bersepakat menetapkannya sebagai kenyataan, kenyataan yang dialami orang yang lain dan kita akui sebagai kenyataan. Ke dua, kenyataan yang didasarkan atas pengalaman kita sendiri.
Bagaimanapun beragamnya pengetahuan, tetapi ada satu hal yang mesti diingat, bahwa setiap tipe pengetahuan mengajukan tuntutan agar orang membangun apa yang diketahui menjadi sesuatu yang sahih (valid) atau benar (true). Kesahihan pengetahuan banyak bergantung pada sumbernya.

PENELITIAN AGAMA

A.  Pengertian Penelitian Agama

Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyeledikan.
Penelitian adalah upaya sistematis dan obyektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan penelitian agama adalah mencari, menelaah, meneliti serta menemukan jawaban atas permasalahan dan pertanyaan seputar keyakinan manusia kepada sebuah kekuatan tersebut diekspresikan dalam bentuk penyembahan dan pengabdian serta sesuatu yang dianggap sakral atau suci

B.  Agama Sebagai Obyek Penelitian

Agama sebagai obyek penelitian sudah lama diperdebatkan. Harun Nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial.
Para ilmuan beranggapan bahwa, agama juga merupakan objek kajian dan penelitian, karena agama merupakan bagian dari bagian kehidupan sosial kultural. Jadi, penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia menghayati, meyakini, dan memperoleh pengaruh dari agama.

C.  Penelitian Keagamaan

M. Atho Mudzhar menginformasikan bahwa sampai sekarang, istilah penelitian agama dengan penelitian keagamaan belum diberi batas yang tegas. Penggunaan istilah yang pertama (penelitian agama) sering juga dimaksudkan mencakup pengertian istilah yang kedua (penelitian keagamaan), dan begitu sebaliknya.
M. Atho Mudzhar mengatakan bahwa perbedaan antara penelitian agama dan penelitian keagamaan perlu disadari karena perbedaan tersebut membedakan jenis metode penelitian yang diperlukan. Untuk penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin,  pintu bagi pengembangan suatu metodologi penelitian tersendiri adalah terbuka, bahkan sudah ada yang merintisnya.
Sementara penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.

D.  Konstruksi Penelitian Keagamaan

Berdasarkan induksi dengan membanding-bandingkan agama, maka agama mempunyai bentuk-bentuk tertentu. Dalam penyelidikan ternyata ada perbedaan yang tidak kecil, meskipun ada pula kesamaan yang bersifat analogi ataupun kemiripan. Dalam hal ini, ada 3 macam istilah dalam mendekati agama, yaitu:
1.      Unsur- unsur atau aspek-aspek yang sama
2.      Orde
3.      Tiap- tiap agama dan keyakinan tentang keterokan- keterokan atau kegagalan, ada kekurangan dan ketidak sempurnaan.
MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA (BAGIAN 1)
AGAMA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DOKTRIN
A.    Ideologi
1.      Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normatif yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Selain makna etimologis, ideologi dapat dikatakan mengacu pada apa yang orang pikir dan percaya mengenai masyarakat, kekuasaan, hak, tujuan kelompok,yang semuanya menentukan jenis tindakan mereka.
Definisi yang biasa diberikan menyebutkan bahwa ideologi adalah sistem gagasan politik, yang dibangun untuk melakukan tindakan-tindakan politik. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.
2.      Prinsip- prinsip Ideologi
Prinsip-prinsip ideologi merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh suatu gagasan untuk menjadi sebuah ideologi, seperti tujuan gagasan tersebut, ciri-ciri dan lingkup pemikiran dari gagasan yang dikembangkan. Tujuan utama dibalik ideologi adalah menawarkan perubahan melalui proses pemikiran yang normatif.
Ideologi perlu dimiliki setiap negara, karena ideologi digunakan negara sebagai landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian- kejadiannya dalam alam sekitarnya.
B.  Pengertian Doktrin
Kata doktrin berasal dari bahasa Inggris doctrine yang berarti ajaran. Dari kata doctrine itu kemudian dibentuk kata doctrinal yang berarti berkenaan dengan ajaran atau yang bersifat ajaran. Selain kata doctrine sebagaimana disebut di atas, terdapat kata doctrinaire yang berarti bersifat teoritis yang bersifat praktis.



C.  Agama Sebagai Doktrin
Berdasarkan yang dikemukakan dalam pengertian di atas, yang dimaksud doktrin agama adalah suatu akidah ataukepercayaan kepada Tuhan,suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya. Hampir semua orang memiliki pandangan sama bahwa doktrin agama bersumber kepada wahyu. Dan sepakat pula, bahwa agama diperuntunkan bagi manusia. Karena agama bersumber pada wahyu, berarti kebenaran yang dimunculkannya bernilai mutlak. Pada sisilain, manusia adalah makhluk pencari kebenaran.
D.  Islam Sebagai Doktrin
Yang dimaksud dengan Islam sebagai doktrin disini adalah memandang Islam sebagai wahyu Allah sebagimana ajarannya terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah yang diyakini kebenarannya dan bersifat mutlak. Dengan kata lain, Islam sebagai doktrin adalah ajaran agama yang semestinya atau yang normatif, bukan yang senyatanya atau historis.
Studi Islam dari sisi doktrinal kemudian menjadi sangat luas, yaitu studi tentang ajaran Islam baik yang ada di dalam al-Qur’an maupun yang ada di dalam as-Sunnah serta ada yang menjadi penjelasan ke dua sumber tersebut dengan melalui ijtihad. Akan tetapi, doktrin Islam yang paling pokok adalah trilogi Iman, Islam, Ihsan.
E.  Bentuk- bentuk Penyikapan Doktrin
Setiap agama memiliki doktrin tersendiri yang oleh para pemeluknya diakui dan diyakini sebagai “yang benar”. Oleh karena itu, ada beberapa bentuk penyikapan doktrin itu. Raimundo Panikkar menyebutkan tiga macam penyikapan kebenaran agama.
a.       Eksklusivisme
b.      Inkluisivisme
c.       Pluralisme

MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA (BAGIAN 2)
AGAMASEBAGAI  PRODUK BUDAYA

A.  Pengertian Kebudayaan
Dalam kamus umum bahasa Indonesia,  kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)  manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan berarti pula (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu termasuk kebudayaan. Dengan demikian, kebudayaan hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin yang dimilikinya.
Apa arti dan ulasan makna yang terkandung dalam istilah kebudayaan banyak dikaji oleh para ahli. Penelitian kebudayaan memiliki berbagai macam paradigma yang mana bisa mempengaruhi proses dan hasil penelitian. Penelitian budaya merupakan penelitian tentang tradisi masyarakat kolektif.
B.  Agama Sebagai Sasaran Penelitian Budaya
Agama merupakan kenyataan yang dapat dihayati. Sebagai kenyataan, berbagai aspek perwujudan agama bermacam-macam, tergantung pada aspek yang dijadikan sasaran studi dan tujuan yang hendak dicapai oleh orang yang melakukan studi. Agama sebagai sasaran penelitian budaya berarti menggunakan pendekatan penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian budaya.
Tak hanya penelitian agama, penelitian antropologi sendiri seringkalimenggunakan model penelitian lintas budaya sebagai aktifitas ilmiahnya.
C.  Pendekatan Kebudayaan dalam Kajian Agama
Penggunaan pendekatan kebudayaan dalam studi Islam memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan hanya menggunakan pendekatan theologis-normatif, antara lain sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat.
Pendekatan kebudayaan juga digunakan untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan-keyakinan keagamaan yang dimiliki masyarakatsesuai dengan ajaran yang benar, tanpa harus menimbulkan gejolak.

MODEL-MODELPENELITIAN AGAMA (BAGIAN 3)
AGAMA SEBAGAI PRODUK INTERAKSI SOSIAL

A.  Agama Sebagai Produk Interaksi Sosial
Interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik dan pengaruh mempengaruhi antar individu dalam masyarakat, serta antar individu dengan lingkungan alam fisik, yang dapat berakibat terjadinya perubahan atau pergeseran sosial. Agama sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada konsep sosiologi agama.
B.  Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel variabel dapat dipilih danvariabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.
Penelitian eksperimen tidak hanya melihat hubungan antara satu variabel denagan variabel lain, melainkan sejauh mana suatu variabel berpengaruh pada variabel lain secara kausalitas.
C.  Pengamatan dan PengamatanTerlibat (Observasi Partisipan)
Pengamatan merupakan bagian yang penting dalam proses pengumpulan data, yaitu untuk meningkatkan kepekaan peneliti dari operasionalisasi teknik pengumpulan data yang lain, terutama teknik wawancara.
Pengamatan sebagai metode pengumpulan data, secara umum dapat dibagi dalam dua jenis teknik pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tanpa terlibat dalam aktivitas sosial yang berlangsung. Ke dua, pengamatan terlibat, dimana peneliti melibatkan dirinya dalam proses kehidupan sosial masyarakat yang diteliti dalam rangka melakukan “empati” terhadap subyek penelitian.
D.  Penelitian Survey dan Analisis Statistik
1.             Penelitian Survey
Penelitian survey merupakan salah satu dari metode ilmiah yang masih cukup baru. Penelitian survey dipandang sebagai salah satu cabang penelitian ilmiah dalam ilmu sosial.
Penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupaun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasiitu, menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relatif dari variabel-variabel.
2.         Analisis Statistik
Bentuk data analisis statistik adalah kuantitatif dan kualitatif. Kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Definisi lainnya menyebutkan bahwa kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitung lainnya.
E.  Analisis Data
Analisis data adalah proses penyusunan data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya ke dalam berbagai pola, tema, atau kategori. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Analisis data ini sendiri dapat dilakukan dalam tiga tahapan berikut ini:
1.      Analisis data selama pengumpulan data
2.      Reduksi Data
3.      Display Data
4.      Penarikan kesimpulan data Verifikasi
ISLAM SEBAGAI SASARAN STUDI DOKTRINAL
A.  Ruang Lingkup Doktrin Islam
Islam merupakan agama yang sangat multidimensi yang dapat di kaji dari berbagai aspek baik dari tinjauan budaya-sosial maupun dari aspek doktrin agama Islam. Apabila ditelaah dari aspek doktrin maka akan muncul ajaran-ajaran dalam agama Islam yang bisa saja ajaran tersebut tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.
Kemudian berbicara tentang Islam sebagai doktrin yang totalitas dan komprehensif. Maka Islam tidak hanya berbicara dari satu aspek kehidupan saja. Misalnmya aspek Islam ditujukan kepada manusia sebagai khalifah yang membutuhkan pegangan, aturan atau undang-undang. Karena kelak nantinya apa yang dilakukan manusia akan dipertanggung  jawabkan kepada Allah.
Karena manusia tidak dapat lepas dari ketiga unsur, maka manusia membutuhkan aturan tertentu untuk membicarakan: Tuhan, manusia dan alam. Adapun doktrin tentang manusia, Islam membicarakannya secara lengkap, seperti perjalanan hidup manusia, tujuan manusia, fitrah manusia, dan hakikat manusia.
B.  Model Penelitian Islam Sebagai Doktrin
Kata model yang dimaksud di sini adalah contoh, acuan, ragam dan macam.adapun penelitian berarti pemeriksaan, penyelidikan yang dilakukan dengan berbagai cara secara seksama dengan tujuan mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.
1.      Model Penelitian Tafsir
Tafsir adalah suatu ilmu untuk memahami kitab Allah SWT, yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan merupakan penjelas makna-makna serta kesimpulan hikmah dan hukum, sebagaimana dikutip oleh As-Suyuthi dari Az-Zarkasy.
2.      Model Penelitian Hadits
Penelitian terhadap hadits, baik dari segi keontetikannya maupun turunnya ayat al-Qur’an diyakini secara mutawattir berasal dari Allah. Tidak ada suatu ayat al-Qur’an pun yang diragukan sebagai yang bukan berasal dari Allah.
AGAMA SEBAGAI SASARAN STUDI SOSIAL

A.  Islam Sebagai Sasaran Studi Sosial
Yang dimaksud Islam sebagai sasaran studi sosial disini adalah studi tentang Islam sebagai gejala sosial. Hal ini menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan demikian yang menjadi objek dalam kaitan dengan Islam sebagai sasaran studi sosial adalah Islam yang telah menggejala atau yang sudah menjadi fenomena Islam.
Agama sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada konsep sosiologi agama. Sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Masyarakat mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi masyarakat.
B.  Pandangan Islam terhadap Ilmu Sosial
Sejak kelahirannya belasan abad yang lalu, Islam telah tampil sebagai agama yang memberi perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia akhirat, antara hubungan manusia dengan Tuhan, antara hubungan manusia dengan manusia, dan urusan ibadah dengan urusan muamalah.
Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan sebagimana tersebut menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Dalam keadaan demikian, kita saat ini nampaknya sudah mendesak untuk memiliki ilmu pengetahuan sosial yang mampu membebaskan manusia dari berbagai problema tersebut.
C.  Ilmu Sosial Bernuansa Islam
Dewasa ini ilmusosial tengah mengalami kemandekan dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Kita butuh ilmu sosial yang tidak hanya berhenti pada menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkannya secara memuaskan.
Sementara beberapa kalangan menganggap metodologi Barat lebih unggul, tetapi sebenarnya disitulah letak kehancurannya. Karena kerancuan metodologi maka ilmu apapun yang di pelajari dari Barat akan menghasilkan gambaran yang serupa.
D.  Peran Ilmu Sosial Profetik pada Era Globalisasi
Sejak beberapa abad yang lalu Islam mewarisi tradisi sejarah dari seluruh warisan peradaban manusia. Kita tidak membangun dari ruang yang hampa.
Semua agama dan peradaban mengalami proses, meminjam dan memberi dalam interaksi mereka satu sama lain sepanjang sejarah. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) Islam bukanlah agama tertutup. Islam adalah sebuah paradigma terbuka, sebagai mata rantai peradaban dunia.
Era globalisasi yang ditandai dengan adanya perubahan bidang ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dan sebagainya akan diambil manfaat dengan sebaik-baiknya, dan dapat dibuang hal-hal yang membahayakannya.

ISLAM SEBAGAI SASARAN STUDI BUDAYA

A.  Budaya Islami
Berbicara mengenai kebudayaan Islam tidak lepas dari konsep kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan merupakan sesutu yang dikonstruksi yang mencakup keseluruhan pengetahuan manusia mencakup keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang digunakan sebagai pedoman diyakini kebenarannya untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi serta mendorong terjadinya tindakan-tindakan. Dari definisi tersebut bisa dilihat bahwa konsep kebudayaan mensyarakatkan adanya hubungan antara keyakinan dengan perilaku, manusia dan alam dan individu dengan masyarakat.
Kebudayaan itu sendiri selalu mengalami perubahan yang bertujuan mengkonstruksi kebudayaan agar dapat lebih memuaskan perilaku budaya itu. Revitalisasi budaya terjadi karena adanya resistensi antara mempertahankankebudayaan yang mapan dengan usaha mengadopsi perubahan budaya.
Kebudayaan selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami apa yang terdapat pada dataran empirisnya atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat.
B.  Contoh Kajian Budaya dalam Perkembangan Islam di Jawa
Sejarah berkembangnya Islam di Jawa telah berjalan cukup lama. Selama perjalanan tersebut, banyak hal yang menarik untuk dicermati, antara lain terjadinya dialog budaya asli jawa dengan berbagai nilai yang datang dan merasuk kepada budaya jawa.
C.  Islam Sebagai Sasaran Studi Budaya
1.      Karateristik Studi Budaya
Pada awal perkembangannya, ilmu dibagi menjadi dua yaitu ilmu kealaman dan ilmubudaya. Ilmu kealaman seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai tujuan utamamencari hukum-hukum alam mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada alam.
Sebuah studi budaya diklarifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu:
a.       Budaya Implisit
b.      Budaya Eksplisit
Studi budaya eksplisit sendiri bersifat akulturatif dan inkuluratif.
2.      Pendekatan Budaya dalam Memahami Islam
Agama Islam diletakkan sebagi sasaran penelitian budayah tidaklah berarti Islam yang kita teliti itu adalah hasil kreasi budaya manusia, melainkan Islam tetap diyakini sebagai wahyu dari Tuhan.

KARATERISTIK AJARAN ISLAM

A.  Pengertian Islam Menurut Ajaran
Secara etimologi, kata Islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama, Yuslimu Islaman yang berarti keselamatan. Kata inijuga bisa dibentuk dari tiga susunan huruf yaitu sin, lam dan mim. Dalam al-Qur’an kata-kata yang dibentuk darihuruf tersebut memiliki banyakmakna yaitu:
1.      As-salmu yang berarti damai
2.      Aslama yang bermakna pasrah
3.      Istaslama Mustaslima yang memiliki arti penyerahan total
4.      Saliim sebagaimana terdapat dalam QS. Asy-Syu’ara ayat 89
5.      Salamun yang berarti selamat
Kata Islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang sepanjang sejarah manusia.
B.  Karateristik Ajaran Islam
Karateristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman pada al-Qur’an dan Hadits. Karakter tersebut antara lain:
1.      Dalam bidang akidah
2.      Dalam bidang agama
3.      Dalam bidang ibadah
4.      Dalam bidang pendidikan
5.      Dalam bidang sosial
6.      Dalam bidang ekonomi
7.      Dalam bidang kesehatan
8.      Dalam bidang politik
9.      Dalam bidang pekerjaan
C.  Karateristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Islam mempunyai karateristikyang sangat luas dan tidak bisa memisah-misahkan dengan yang lainnya. Para ilmuan muslim juga mempergunakan berbagai pendekatan untuk mengetahui dan memahami karateristik ajaran Islam.
Islam bisadibilang bisamenjiwai dalam setiap bidang selain agama. Hal itu membuat Islam memiliki karateristik tersendiri jika dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, hukum, etika,sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Diantara karateristik yang menonjol itu antara lain dalam bidang ilmu dan budaya.
Banyak contoh yang dapat dijadikan buku tentang peranan Islam sebagai mata rantai peradaban dunia, Islam misalnya, mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pemerintahan dari Persia, logika Yunani dan sebagainya.
Dengan pentingnya ilmuini hingga Islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan Allah.

POSISI SENTRAL AL-QUR’AN DAN HADITS DALAM STUDI ISLAM

A.  Posisi al-Qur’an dalam Studi Islam
Secara etimologi al-Qur’an merupakan masdar dari kata Qara’a mempunyaiarti mengumpulkan dan menghimpun,dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi.
Sedangkan secara terminologi al-Qur’an adalah kalmullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman bagi umat Islam yang disampaikan melalui perantara Jibril melalui jalan mutawatiryang membacanya dinilai sebagai ibadah yang di awali dengan surat al-Fatihah dan di tutup dengan surat an-Nass.
Studi al-Qur’an pertama kali muncul dengan lahirnya faedah-faedah bahasa Arab oleh Abu Al-Aswad Al-Du’ali atas petunjuk Ali bin Abi Thalib. Setelah masa khulafaurrasyidin, maka muncullah ilmu-ilmu yang membahas tentang al-Qur’an yang dimunculkan oleh para tabi’ dan tabi’in, pada sudut pandang bahasan yang beraneka ragam.
Secara logika saja, karena al-Qur’an adalah pedoman hidup kaum muslim, tentu saja ia akan memuat tentang cara menjalankan kehidupan sebagaimuslim.
B.  Posisi Hadits dalam Studi Islam
Hadits secara bahasa memiliki makna baru atau berita. Term hadits dalam al-Qur’an disebutkan dalam berbagai tempat dan kesemuannya merujuk pada makna berita.
Selain term hadits, adapula beberapa term lain yang digunakan sebagai perbandingan term hadits antara lain:
1.      Sunnah
2.      Khabar
3.      Atsar
\Dalam kajian hadits, ruang yang seringkali dieksploitasi untuk di kaji adalah pendekatan sanad dan matan. Kedudukan sanad lam riwayat hadits sangat penting sekali, sehingga para ulam hadits tidak akan menerima sebuah berita yang dinyatakan sebagihadits apabila tidak ada sanadnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Abd. Ibn al-Mubarak.
Upaya mengetahui kualitas hadits melalui dua unsur ini, dapat dilakukan berbagai pendekatan, diantaranya:
1.      Ilmu hadits riwayah
2.      Ilmu hadits diroyah
3.      Ilmu rijaal al-Hadits
4.      Jarh wa ta’dil
5.      Gharib al-hadits
6.      Illat al-hadits
7.      Asbab al-wurud
8.      Nasikh mansukh
C.  Pandangan Teologi tentang al-Qur’an dan Hadits
Teologi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Theologia” yang terdiri dari kata “Theos” artinya Tuhan dan “Logos”  yang berartiilmu.jadi teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tuhan dan pertaliannya denganmanusia baik berdasarkan kebenaran wahyu atau berdasarkan penyelidikan akal murni.
Di dalam sejarah perkembangannya, teologi Islam pada mulanya berkembang dari pertama, Metodologi Teologi yang merupakan suatu cara untukmendoktrin agama melalui pendekatan wahyu dan pemikiran rasionalnya. Ke dua, menjadi ilmu teologi yang merupakan ilmuyang membahas masalah ketuhanan dan segala yang berkaitan dengan-Nya.
Dalam al-Qur’an sendiri banyak ayat-ayat yangmenurut lahirnya berlawanan yang memaksakan ulama-ulama teologi Islam untuk memeras otak. Ada ayat-ayat yangmenetapkan bahwa semua perbuatan manusia adalah dari Tuhan, sedangkanayat-ayat lain menetapkan semua perbuatan manusia keluar dari dirinya sendiri.

MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM (1)

A.  Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak kajian dalam bidang agama yangbaru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa dan bantuan dariisu sosiologi.
Pendekatan sosiologis dibedakan dari pendekatan studi agama lainnya karena fokus perhatiannya pada interaksi antara agama dan masyarakat.
B.  Pendekatan Historis
Sejarah berasal dari kata Arab Syajarah (pohon) dan History dalam bahasa Inggris yang berarti cerita atau kisah. Kata History sendiri lebih populer untuk menyebut sejarah dalam ilmu pengetahuan. Sebenarnya kata ini berasal dari bahasa Yunani (istoria) yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia, yang bersifat kronologis.
Kajian dengan objek peristiwa yang terjadi di masa lalu secara disiplin ilmuharus menggunakan pendekatan sejarah. Sejarah bertindak sebagai pisau analisis dalam mengkaji Islam, bukan sebagai objek kajian.
Adapun karateristik sejarah sebagai pendekatan, yaitu sebagai sebuah kerangka metodologi di dalam pengkajian atau sesuatu masalah. Sejarah sebagai ilmu tentu saja mempunyai metode sendiri, yang harus digunakan oleh seorang sejarawan dalam menulis suatu peristiwa sejarah. Dengan menggunakan metode tersebut seorang sejarawan akan mampu merekontruksi suatu peristiwa sejarah dengan objektif.
C.  Pendekatan Psikologis
Pendekatan agama dalam pendekatan psikologi adalah penelitian terhadap peristiwa atau pengalaman kejiwaan individu yang terkait dengan rasa keagamaannya. Ada tiga metode yang bisa digunakan dalam penyelidikan agama lewat pendekatan psikologis yaitu:
1.      Pendekatan Struktural
2.      Pendekatan Fungsional
3.      Pendekatan Psiko-analisis
4.      Pendekatan Kepribadian
5.      Pendekatan Humanis

MACAM-MACAM PENDEKATAN STUDI ISLAM (2)

A.  Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan teologis normatif dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan studi Islam yang memandang masalah dari sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan halal-haram, boleh atau tidak, dan sejenisnya.
Pendekatan hakekatnya, Ilmu Teologi membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan logika dan filsafat. Dalam sejarah Islam, pergulatan pemikiran dalam disiplin ilmu kalam atau teologi demikian polemis.
Pendekatan teologis-normatif menekankan pada bentukl forma atau simbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar dan yang lainnya dianggap salah.
Salah satu ciri pendekatan teologis dalam memahami agama adalah menggunakan cara berfikir deduktif. Pada kenyataannya, teologi memang seringkali berpusat pada persoalan doktrin, termasuk dalam studi Islam.
B.  Pendekatan Filologis
Filologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu kata “philos” yang berarti ‘cinta’ dan “logos” diartikan “kata”. Pada kata “filologi” kedua kata itu secara harfiah pembentukan arti “cintakata-kata” atau “senang bertutur”. Arti ini kemudian berkembang menjadi “senang belajar” atau “senang kebudayaan”. Sedangkan dalam bahasa Arab, filologi adalah ilmu tahaqiq an-nusush (penelitian untuk mengetahui hakikat suatu tulisan).
Studi agama tidak dapat dipisahkan dari aspek bahasa, karena manusia dalah makhluk berbahasa, sementara doktrin agama dipahami, dihayati dan disosialisasikan melalui bahasa. Pendekatan filologi ini memang akan mampu mengungkapkan corak pemikiran serta isi dari suatu naskah atau suatu kandungan teks untuk kemudian ditransformasikan ke dalam bahasa konteks kekinian.
Mengacu pada pekerjaan utama seorang filolog yang berusaha mendekatkan kembali naskah yang bersih dari kesalahan dan memberikan pengertian dengan sebaik-baiknya dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai naskah yang paling dekat dengan aslinya, maka ada beberapa metode untuk mengedit dan menyunting naskah klasik agar tugas tersebut dapat terlaksana dengan baik. Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam hal ini adalah:
1.      Inventarisasi Naskah
2.      Deskripsi Naskah
3.      Pengelompokan dan Perbandingan Teks
4.      Transliterasi
5.      Terjemah
6.      Analisis
C.  Pendekatan Hukum Islam
Istilah Hukum Islam merupakanrangkaian kata yang populer dan dipergunakandalam bahasa Indonesia. Dalam pembicaraan tentang hukum Islam yang terdapat dalam literatur bahasa Arab adalah “fiqh” dan “syariat” atau “hukum syara”.
Mengingat hukum Allah yang dititahkan melalui wahyu hanya bersifat aturan dasar dan umum, maka perlu dirumuskan secara rinci dan operasional, sehingga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan hukum Islam sendiri terbagimenjadi empat periode yaitu:
1.      Periode Rasulullah
2.      Periode Sahabat
3.      Periode Ijtihad
4.      Periode Taqlid
D.  Pendekatan Antropologis
Pendekatan Antropologi tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu Antropologi karena pendekatan banyak mengadopsi dari disiplin ilmu tersebut. Antropologi sendiri secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata anthropos yang berarti “manusia” atau “orang”, dan logos berarti “wacana” (dalam pengertian “bernalar”, “berakal”) antropologi mempelajarimanusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Sedangkan definisi antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dan budayanya. Tujuannya adalah untukmemperoleh suatu pemahaman totalitas manusia sebagai makhluk, baik dimasa lampau maupunsekarang, baik sebagaiorganisme biologis maupun sebagai makhluk berbudaya.
Pendekatan antropologi dalam studi Islam dapat memahami agama Islam tidak hanya sebagi doktrin yang bersifat monolitik, tetapi sekaligus juga dapat memahami Islam yang bersifat pluralistik. Disamping itu, penelitian agama juga dapat dilakukan dalam upaya menggali ajaran-ajaran agama yang terdapat dalam kitab suci tersebut serta kemungkinan aplikasinya sesuai dengan perkembangan zaman.
E.  Menggali Data
Penggalian data dalam penelitian Agama dapat dengan menggunakan kamar fenomenologi. Kajian fenomenologi dengan tujuan memberi panduan yang runtut untuk memahami sesutu secara utuh dari fenomena yang muncul.
Setelah data-data yang terkait tema penelitian itu terkumpul, peneliti mencoba mengelola dan menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan model analisa fenomenologis yang bersifat emik dan neotik. Fenomenologi secara harfiah berarti pelajaran mengenai gejala-gejala. Fenomenologi dalam kajian agama dapat digunakan sebagai metode kerja.